Blog Ini Berisi Tulisan-Tulisan Terkait Dengan Pendidikan Di Sekolah Dasar

Minggu, 16 Oktober 2011

PENERAPAN SOFT SKILL DI SEKOLAH DASAR





BAB I
PENDAHULUAN

                                                                                                 
1.      Rasional
Seorang siswa ketika berada  di sekolah nilai rapotnya sangat memuaskan bahkan menjadi rangking pertama. Akan tetapi siswa ini tidak dapat mengembangkan dirinya di lingkungan rumahnya dirinya tidak memiliki teman, pemalu, dan kesehariannya hanya di rumah saja. Sangat kontras dengan apa yang ditunjukkan oleh salah satu siswa lainnya di sekolah yang nilai rapotnya biasa-biasa saja bahkan menjadi rangking terendah, namun di masyarakatnya  menunjukkan prestasi yang luar biasa. Contoh lain lagi ialah seorang pemimpin yang dianggap berhasil, setelah ditelusuri ternyata prestasi akademiknya  biasa-biasa saja,   sedangkan seorang pemimpin yang diangkat karena prestasi akademiknya baik (pintar) ternyata tidak menunjukkan keberhasilan yang luar biasa.
Berdasarkan kasus yang  telah dikemukakan tersebut, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi akademik yang tinggi tidak serta merta menjadikan si pemangku berhasil dalam menjalankan tugas profesinya. Lalu apa yang menyebabkan bisa meraih kesusksesan yang lebih besar?. Penyebab kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Bahkan banyak survei mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% dengan hard skill dan sisanya 80% dengan soft skill.
SD (Sekolah Dasar) sebagai institusi pendidikan yang menyiapkan lulusannya sebagai input untuk siswa jenjang pendidikan selanjutnya maka tidak hanya menyiapkan kemampuan keilmuan (hard skill) yang memadai saja, tetapi juga diharuskan mempunyai kemampuan kepribadian (soft skills) yang mumpuni. 

2.      Tujuan Penerapan Soft Skills
Penerapan dan pengembangan soft skill di SD memiliki tujuan utama untuk pembinaan mentalitas (personal skill dan interpersonal skill) agar lulusan SD benar-benar dapat menjadi dasar yang terbaik guna input jenjang-jenjang pendidikan selanjutnya.


BAB II
PENERAPAN SOFT SKILLS

1.      Konseptual Soft Skills di SD
Sebelum menerapkan Soft Skill di SD kita perlu memahami terlebih dahulu aspek-aspek Soft Skill yang perlu dikembangkan pada siswa SD. Sebagai ilustrasi berikut ini gambar perbedaan dan kaitan antara hard skill dan soft skill  pada permainan sepak bola.
Gambar 1
Dimensi Hard Skills dan Soft Skills Pemain Sepak Bola
 
2.      Atribut Soft Skills
Soft Skills terdiri dari Personal Skills dan Interpersonals Skills. Personal Skil merupakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik. Ini lebih ke arah self development  yang meliputi:
·         personal time management,
·         problem solving skills,
·         research skills,
·         kreativitas,
·         learning capability (learn to learn … effectively),
·         Team Thinks (kemampuan untuk berpikir sebagai bagian dari tim)
·         Cooperation
·         Discipline
·         Good attitude
·         Goodwill
·         Optimism
·         Sociability
·         Stability
Interpersonal Skills merupakan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan dengan orang lain, baik orang lain secara individu (one to one) atau sebagai audiens (one to many), yang meliputi:
·         Participation in a team
  • Ability to teach
  • Service
  • Leading a team
  • Negotiation
  • Unite a team amidst cultural differences
  • Motivation
  • Decision-making skills
  • Problem-solving skills
  • Etiquette
Atribut soft skill yang lebih sederhana  dikemukakan oleh Patrick O’Brien dalam bukunya “ Making College Count” berbagai soft skills penting dapat dikategorikan kedalam 7 area yang disebut winning characteristics, yang dalam akronim COLLEGE, yakni:
1.      Communication skills
2.      Organizations skills
3.      leadership
4.      logic
5.      Effort
6.      Group skills
7.      Ethis
3.      Penerapan Soft Skill di SD
a.       Mengidentifikasi Atribut Soft Skill
Seperti sudah dijelaskan di atas maka secara umum kompetensi lulusan di SD perlu dibekali atribut Soft Skill yaitu;
(1)   berkomunikasi tertulis dan lisan
(2)   bekerja mandiri
(3)   bekerja dalam tim
(4)   berpikir logis
(5)   Berpikir analitis
Atau  10 atribut soft skills yaitu:
(1)    Inisiatif
(2)    Integritas
(3)    Berpikir analitis
(4)    Kemauan untuk belajar
(5)    Komitmen
(6)    Motivasi untuk meraih prestasi
(7)    Antusias
(8)    Kemampuan berkomunikasi
(9)    Handal  (reliable)
(10)     Berkreasi

b.      Mengembangkan Topik Materi
Materi-materi soft skill yang patut dipertimbangkan sesuai dengan kompetensi lulusan SD, yaitu:
1.      Pengenalan soft-skills  (Introduction to Soft-skills): Memahami peran soft-skills dalam keberhasilan diri di masyarakat baik di dalam kampus maupun di dunia kerja
2.      Membangun visi dan komitmen
3.      Membentuk nilai–nilai pribadi  (Shaping Personal Values): Memilih & membentuk nilai-nilai diri agar memiliki karakter yang kuat berdasarkan empati   dengan teman kerja dan atasan untuk membangun kredibilitas
4.      Membangun Hubungan (Building Rapport): Membangun hubungan berdasarkan empati   dengan teman kerja dan atasan untuk membangun kredibilitas
5.      Mengenali Pemegang Otoritas  (Recognizing Authority): Memilih langkah yang tepat saat bergaul dengan pemegang otoritas & menggunakan otoritas  dengan tepat
6.      Mengakui kontribusi individu (Recognizing Individual): Mengakui kontribusi dan prestasi teman, & menerima masukan dan kritik
7.      Menyelesaikan Masalah (Problems Solving) : Memecahkan masalah secara sistematis, jangka pendek dan pencegahan masalah di masa datang
8.      Menyelesaikan Konflik (Resolving Conflict): Menyelesaikan konflik dengan benar dan pencegahan konflik di masa datang
9.      Mengambil Inisitiaf (Taking Inititiave): Mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan tanggung jawab serta mengembangkan tingkah laku proaktif
10.  Membuat Prioritas Tugas (Prioritizing): Membuat prioritas tugas dan tindakan secara efektif dan benar
11.  Bekerja dengan dan di dalam tim (Working in a Team): Mengembangkan tingkah laku yang efektif saat dalam kelompok
12.  Pengelolaan emosi diri dan stress
13.  Komunikasi lisan dan tulisan
14.  Manajemen waktu

c.       Strategi Penerapan Soft Skill di SD
Dalam  pelaksanaannya, kegiatan harus terdistribusi dari  Kelas 1 sampai dengan Kelas 6. Pada Kelas 1, kondisi siswa masih berada pada taraf adaptasi dari suasana bermain ke suasana belajar sehingga diperlukan adanya membangun visi dan komitmen, pembentukan nilai-nilai pribadi, komunikasi lisan dan tulisan. Pada Kelas 2 sampai dengan Kelas 4 siswa diharapkan telah memiliki motivasi, dapat mengatasi stres dan mampu bekerja dalam tim, sehingga pembinaan lebih diarahkan pada berpikir kritis, peningkatan kreaktivitas, kemampuan berargumentasi.  Dan pada Kelas 5 dan 6, mereka memerlukan suasana yang menentukan keberhasilan studi, sehingga mereka memerlukan suasana yang dapat memberikan kemampuan untuk tetap belajar, menangani stres, kemampuan mengelola diri, mampu menyelesaikan persoalan, bekerja sama dalam tim dengan baik dan memiliki kemampuan adversity (tantangan yang semakin berat).
Pelaksanaan soft skill dapat dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran (intrakurikuler)  dan juga dalam bentuk kegiatan ko dan ekstra kurikuler. Pengembangan melalui proses  pembelajaran dapat dilakukan dengan melalui kurikulum terintegrasi dan hidden kurikulum. Selain kedua strategi tersebut, soft skill dapat pula dikembangkan melalui pembiasaan, pelatihan, dan out bond.

1.    Penerapan Soft Skill Melalui Proses Pembelajaran (Intrakurikuler)
Terlepas dari berbagai ramuan mujarab yang ditawarkan, pengembangan soft skills di SD memang harus dilakukan secara integratif dan menyeluruh. Pengembangan soft skills tidak hanya sekedar memberikan pelatihan atau kursus softskills, misalnya kursus kepribadian atau teknik komunikasi saja. Sebuah SD idealnya mengembangkan soft skill siswanya (juga guru tentunya) melalui kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas. Di dalam kelas selayaknya guru berusaha mengembangkan kemampuan softskill siswanya melalui metode mengajar yang bisa mengasah softskills siswa. Salah satu yang bisa dikembangkan adalah metode diskusi dan presentasi kelompok, walaupun ada beberapa siswa dan guru agak enggan melaksanakannya, dengan berbagai alasannya masing-masing.
   Pengembangan soft skills melalui kegiatan intrakurikuler dapat dilakukan dengan cara kurikulum terintegrasi dan hidden kurikulum. Kurikulum teritegrasi dapat dilakukan oleh guru secara terprogram dalam perecanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran mata pelajaran yang bersangkutan. Artinya, guru menetapkan atribut-atribut soft skills yang akan dikembangkan, kemudian dituangkan tersebut dalam perencanaan pembelajaran, berdasarkan perencanaan pembelajaran tersebut guru mengimplementasikan dalam proses pembelajaran. Sedangkan Pengembangan soft skills siswa melalui hidden curiculum dapat dilakukan sebagai selingan (pengisi waktu jeda) atau sisipkan di awal (pembukaan) pelajaran ditengah-tengah pelajaran, atau pada akhir (penutup) pelajaran. Dalam Hidden Curiculum, pemberian materi soft skills tidak dijadikan tujuan instuksional dari mata pelajaran bersangkutan, tetapi sebagai upaya lebih yang dilakukan oleh guru untuk memberikan kompetensi tambahan kepada siswanya.

Gambar2
Pola strategi Penerapan soft skill melalui Kegiatan intrakurikulum




2.    Penerapan Soft Skill Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan soft skills di luar kelas bisa dilakukan dengan menciptakan suasana akademis yang kondusif.  Beberapa program yang bisa dicoba diantaranya adalah berbagai perlombaan yang bersifat kompetitif baik untuk siswa maupun guru; pengembangan sistem komunikasi interaktif antara civitas academica, penyedian media atau display sebagai wadah kreatifitas dan inovasi siswa, dll.
   Pengembangan soft skills melalui kegiatan ekstakurikule) dapat dilakukan melalui meliputi 4 bidang, yaitu penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, peningkatan kesejahteraan, dan bakti sosial siswa. Kegiatan ekstrakurikuler memberikan peluang paling besar bagi siswa untuk mengembangkan soft skills-nya. Selain itu, kegiatannya sangat banyak dan bervariatif bisa  dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan out bond.
Gambar 3
Pola strategi Penerapan soft skill melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

3.    Penerapan soft skill melalui Pembiasaan
Penerapan soft skills melalui pembiasan adalah pengembanga soft skills oleh setiap orang sebagai civitas akademik  dalam kehidupan kesehariannya di SD. Seperti dalam pembelajaran, rapat, pertemuan ilmiah, di kantin, di perpustakaan, di masyarakat, dan berbagai aktivitas lainnya. Sasaran utama dari pelaksanaan pengembangan soft skills melalui pembiasaan adalah menciptakan iklim atau atmosfer di lingkungan SD. Dengan harapan seluruh civitas SD harus bergerak berkerja sama dan saling mendukung pengembangan  untuk  menciptakan soft skills yang baik demi terciptanya lingkungan akademis yang harmonis. Upaya yang dapat dilakukan melalui sosialisasi pesan singkat  (baliho atau poster) untuk menyemangati civitas SD mengembangkan soft skills-nya, dan pesan soft skills ini dapat  di pasang di tempat-tempat strategis dengan  isi pesan disesuaikan dengan tempat atau komunitas yang menjadi sasaran.

4.    Langkah Operasional Penerapan Soft Skill
1) Guru
·   Guru menjadi role model siswa dalam mengimplementasikan soft skills.
·   Guru dapat mengembangkan soft skills melalui membaca buku-buku tentang perilaku, personaliti, leadership, komunikasi, intra dan interpersonal skills lainnya.
·   Guru mengimplementasikan intra dan interpersonal skills dalam kesehariannya,  baik yang berhubungan dengan teman sejawat maupun dengan siswa dan pegawai administrasi
·   Guru menyisipkan pengembangan soft skills melalui proses pembelajaran di masing-masing mata pelajaran yang diampu.
·   Guru terlibat dalam kegiatan kesiswaan sebagai fasilitator dan motivator.
·   Guru memberikan contoh dalam mengembangkan kebiasaan (pembiasaan), seperti smiling and greeting, suka menolong, suka memberikan maaf dan selalu mengucapkan terima kasih, baik dengan sesama guru maupun dengan siswa dan pegawai.
2) Siswa
·   Siswa senantiasa memahami bahwa pengembangan soft skills sangat diperlukan dalam membangun karakter lulusan dan berdampak pada kinerja dunia kerja.
·   Siswa ikut aktif dalam program-program pengembangan soft skills.
·   Siswa senantiasa mengintegrasikan program soft skills dalam kegiatan ekstrakurikuler.
·   Siswa melakukan partisipasi aktif di dalam proses pembelajaran, menerapkan bertanya, berdiskusi, berargumentasi adalah suatu keharusan dan menunjukan eksistensi diri.
·   Siswa menerapkan kebiasaan (pembiasaan), yaitu selalu smiling and greeting, duduk di depan dalam pembelajaran, tidak malu bertanya, tertib, perilaku bersih, suka mengucapkan terima kasih, suka menolong, baik dengan sesama siswa maupun dengan guru dan pegawai.
·   Siswa dapat mengembangkan diri dengan cara membaca buku-buku yang dapat membangun semangat, dan menimbulkan motivasi dalam kehidupan nyata.
3) Pegawai
·   Pegawai mengimplementasikan atribut soft skills, seperti memberikan pelayanan prima, disiplin dan fokus pada pekerjaan, etika, dan sopan santun dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
·   Pegawai menerapkan kebiasaan (pembiasaan), yaitu selalu smiling dan greeting, tertib, perilaku bersih, suka mengucapakan terima kasih, dan suka menolong, baik dengan sesama pegawai maupun dengan guru dan siswa
·   Pegawai dapat mengembangkan diri dengan cara membaca buku-buku yang membangun semagat, dan menimbulkan motivasi dalam kehidupan nyata.

PENUTUP

Demikian Penerapan Soft Skills di SD ini disusun sebagai paper penerapan pengembangan soft skills di satuan pendidikan Sekolah Dasar. Paper ini sebagai langkah menuju tahapan perencanaan penerapan soft skills. Dengan tersusunnya paper ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang baik dalam upaya pengoptimalan atmosfir akademik yang harmonis di lingkungan SD tertuama bagi sistem manajemen SD yang berkenan mengaplikasikan pemikiran yang tertuang dalam papaer ini. Sehingga satuan pendidikan SD akan menghasilkan lulusan (alumni) yang lebih berkualitas baik hard skills maupun juga soft skills

Daftar Pustaka

1.      http://www.marketplus.co.id/section/articles
2.      http://www.smpn1-pusakanagara.com/pengembangan-soft-skill-dalam-pembelajaran-ips-di-smp-melalui-model-cooperative-learning/

6 komentar: